Jumat, 06 Mei 2011

HMI Desak Serangan Fajar Dihentikan

SIDOREJO - HMI menggelar unjuk rasa menyikapi pelaksanaan Pilwalkot Salatiga 2011 di kawasan bundaran Tamansari. Perhimpunan mahasiswa itu mendesak serangan fajar yang dilakukan pasangan calon wali kota maupun tim suksesnya supaya dihentikan. Sebab, Pilwalkot Salatiga dinilainya masih rawan politik uang bermodus serangan fajar. 

Ketua Umum HMI Cabang Salatiga Akhmad Ilman Nafi’a mengatakan, politik uang dalam pemilu di Indonesia telah membudaya.

Hal ini juga dinilai telah merusak adanya sebuah demokrasi. Sejauh ini, pihaknya telah mengendus tim pemburu suara yang akan bergerak di sejumlah wilayah di Salatiga. Mereka nantinya bakal memberikan amplop berisi uang dengan imbalan memilih pasangan calon tertentu.

Menurut dia, serangan fajar ini memiliki motif menggoyahkan pilihan masyarakat yang akan memberikan hak pilihnya. ”Hal ini bisa mempengaruhi hati nurani calon pemilih dalam menentukan sikapnya saat Pilwalkot. Hingga akhirnya, mereka memilih pasangan calon dengan pertimbangan nilai uang dalam amplop yang paling besar,” katanya.

Menolak

Apabila hal ini memang terjadi, pihaknya mengajak pemilih supaya menolak pemberian amplop tim pemburu suara tersebut. Jika memang tak bisa menolak, maka pemilih supaya tetap mengukuhkan hati untuk memilih pasangan calon sesuai hati nurani. Satu hal yang juga menjadi perhatian yaitu budaya golput (tak menggunakan hak pilih) dalam pemilu.

”Kami mengimbau kepada pemerintah beserta DPR supaya segera mengevaluasi undang-undang perpolitikan di Indonesia. Ini karena UU yang ada sekarang ini masih memicu kerawanan budaya politik uang dan golput,” tambahnya. Oleh sebab itu, pemilih diajak untuk bisa menjalankan demokrasi dengan baik. Memilih adalah hak, sedangkan menentukan pilihan yang baik merupakan kewajiban. (J17-14)
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar :

Silahkan berkomentar. Jaga Etika dan Sopan Santun

Blogger Template by Clairvo